Followers

Friday, October 14, 2016

Dendam

Aku ingin mendendam
Aku tidak bisa merelakan
Sesuatu yang dia sentuh
Kembali dengan goresan
Darah yang teratur di dalam
Akhirnya menetes keluar

Aku ingin berbagi luka
Selama goresan masih ada
Darah akan terus menetes
Menyebar ke segala sudut
Memenuhi setiap celah
Memberi pekat dalam angan
Memberi hitam pandangan

Aku ingin mendendam
Setidaknya goresan yang sama
Aku ingin meninggalkannya
Bersama senyumanku
Mengintai dan menunggu
Aku ingin dia terjatuh
Seperti aku waktu itu
Terjatuh seorang diri

Meski telah kututup mata
Kenangan itu tetap terlihat
Kabarnya tetap terdengar
Hanya bisa mengukir goresan
Jika saja aku masih melihatnya
Tapi kini tidak ada dia dimataku
Meski senyumannya menggelora
Goresan itu tetap sedia kala
Tidak ada lagi tetesan darah
Tak kan ada luka lain karenanya

Yogyakarta, 14 October 2016

Friday, October 7, 2016

Padam

Aku memiliki raganya
Tapi tidak dengan hatinya
Begitu pula kasihnya
Tiada satu yang memiliki
Sekalipun dirinya

Di waktu mana ia hilang
Dimana ia beranjak pergi
Mengapa ia tak tersisa
Mengapa kau merelakannya
Tidakkah hanya membuat luka
Kaulah yang mengukir perihmu

Tak pernahkah kau menyadari
Kau telah melewatkannya
Hangat mentari di pagi hari
Kau singkap hari demi hari
Hingga sinar hangatnya sirna
Hingga ia tak lagi berdaya
Kini hanya malam mendera

Ku coba membuat bara
Tapi dinding itu masih beku
Bara itu terlalu lemah
Bukan karena angin malam
Bagaimana ia bisa menyala
Tiap percik kau meniupnya
Kau telah memadamkannya

Ku ingin pejamkan mata
Agar terangnya tiada beda
Jika malam biarlah malam
Jika padam tak mengapa
Gelap pun memiliki makna
Bintang tampakkan hadirnya
Senyum bulan yang berseri
Kunang-kunang indah menari

Yogyakarta, 6 October 2016