Aku memiliki raganya
Tapi tidak dengan hatinya
Begitu pula kasihnya
Tiada satu yang memiliki
Sekalipun dirinya
Di waktu mana ia hilang
Dimana ia beranjak pergi
Mengapa ia tak tersisa
Mengapa kau merelakannya
Tidakkah hanya membuat luka
Kaulah yang mengukir perihmu
Tak pernahkah kau menyadari
Kau telah melewatkannya
Hangat mentari di pagi hari
Kau singkap hari demi hari
Hingga sinar hangatnya sirna
Hingga ia tak lagi berdaya
Kini hanya malam mendera
Ku coba membuat bara
Tapi dinding itu masih beku
Bara itu terlalu lemah
Bukan karena angin malam
Bagaimana ia bisa menyala
Tiap percik kau meniupnya
Kau telah memadamkannya
Ku ingin pejamkan mata
Agar terangnya tiada beda
Jika malam biarlah malam
Jika padam tak mengapa
Gelap pun memiliki makna
Bintang tampakkan hadirnya
Senyum bulan yang berseri
Kunang-kunang indah menari
Yogyakarta, 6 October 2016
Tapi tidak dengan hatinya
Begitu pula kasihnya
Tiada satu yang memiliki
Sekalipun dirinya
Di waktu mana ia hilang
Dimana ia beranjak pergi
Mengapa ia tak tersisa
Mengapa kau merelakannya
Tidakkah hanya membuat luka
Kaulah yang mengukir perihmu
Tak pernahkah kau menyadari
Kau telah melewatkannya
Hangat mentari di pagi hari
Kau singkap hari demi hari
Hingga sinar hangatnya sirna
Hingga ia tak lagi berdaya
Kini hanya malam mendera
Ku coba membuat bara
Tapi dinding itu masih beku
Bara itu terlalu lemah
Bukan karena angin malam
Bagaimana ia bisa menyala
Tiap percik kau meniupnya
Kau telah memadamkannya
Ku ingin pejamkan mata
Agar terangnya tiada beda
Jika malam biarlah malam
Jika padam tak mengapa
Gelap pun memiliki makna
Bintang tampakkan hadirnya
Senyum bulan yang berseri
Kunang-kunang indah menari
Yogyakarta, 6 October 2016
No comments:
Post a Comment