Pagi itu langit tampak muram
Sang surya malu dengan rautnya yang masam
Bersembunyi di balik awan penuh lebam
Sempat terlintas khawatir dalam diam
Akankah pagi ku berujung kelam
Tapi langkahku tak terkaram
Sejenak ku bersandar disudut bilik kusam
Dalam lamunan dalam mata terpejam
Ku tengok langit dari balik jendela
Rintik air mulai tampak riang bercengkerama
Seakan berlomba-lomba mencapai muara
Irama mulai mengusik gendang indera
Cemasku semakin membara
Hanya kecil hati ini bersua
Akankah yang ku tunggu akan tiba
Tapi raga enggan beranjak berkelana
Aku ingin disini sedikit lebih lama
Aku pun masih ragu
Apalah yang sedang aku tunggu
Hujan yang tak henti menderu
Ataukah datangnya keajaiban menyapaku
Sudahlah, cukup bagiku satu berita itu
Mampu melukiskan kembang senyumku
Berita yang hitam putihnya belum menentu
Atau hanya aku yang meramu-ramu
Masih jelas teringat dalam telinga
Setiap melodi yang tercipta terukir makna
Walau masih tersimpan seribu tanya
Dalam sanubari tetap bersarang setitik asa
Hujan dikala itu cukup sebagai penanda
Pagi itu bukalanlah skenario belaka
Bukan pula akhir pagi yang merana
Ini bukanlah cerita imajinasi
Yang hadir kala itu bukanlah mimpi
Walau tiada kata janji bersemi
Tapi ku ingin percaya dan menanti
Akan hadirnya indah pelangi
Dikala awan tak lagi saling menali
Dikala hujan telah lelah bernyanyi
Sang surya malu dengan rautnya yang masam
Bersembunyi di balik awan penuh lebam
Sempat terlintas khawatir dalam diam
Akankah pagi ku berujung kelam
Tapi langkahku tak terkaram
Sejenak ku bersandar disudut bilik kusam
Dalam lamunan dalam mata terpejam
Ku tengok langit dari balik jendela
Rintik air mulai tampak riang bercengkerama
Seakan berlomba-lomba mencapai muara
Irama mulai mengusik gendang indera
Cemasku semakin membara
Hanya kecil hati ini bersua
Akankah yang ku tunggu akan tiba
Tapi raga enggan beranjak berkelana
Aku ingin disini sedikit lebih lama
Aku pun masih ragu
Apalah yang sedang aku tunggu
Hujan yang tak henti menderu
Ataukah datangnya keajaiban menyapaku
Sudahlah, cukup bagiku satu berita itu
Mampu melukiskan kembang senyumku
Berita yang hitam putihnya belum menentu
Atau hanya aku yang meramu-ramu
Masih jelas teringat dalam telinga
Setiap melodi yang tercipta terukir makna
Walau masih tersimpan seribu tanya
Dalam sanubari tetap bersarang setitik asa
Hujan dikala itu cukup sebagai penanda
Pagi itu bukalanlah skenario belaka
Bukan pula akhir pagi yang merana
Ini bukanlah cerita imajinasi
Yang hadir kala itu bukanlah mimpi
Walau tiada kata janji bersemi
Tapi ku ingin percaya dan menanti
Akan hadirnya indah pelangi
Dikala awan tak lagi saling menali
Dikala hujan telah lelah bernyanyi
Februari 2015
No comments:
Post a Comment