Terlalu lama mata bintang bersinar
Terang benderang menabur binar
Bercahaya selalu tak kan pudar
Berikan insan senyum memekar
Hilangkan hitam penat belukar
Tak kan padam ataupun samar
Hingga cerita menuai derai kobar
Terlalu lama lambat air mengalir
Tiada lelah menggapai hilir
Menghalau batu berdesir-desir
Ciptakan tarian lembut pasir
Musnahkan sisa sampah berlendir
Derai gemercik air menyisir
Tenangkan jiwa yang tersingkir
Tapi, bukanlah bintang diri ini
Bukan jua aliran air suci
Terlalu lama waktuku menanti
Setiap nada kulalui tanpa pasti
Tak ada lagi daya mengabdi
Tangan tak sanggup lagi menari
Lisan pun tak mampu bernyanyi
Hanya raga hampa tanpa arti
Seperti kering daun ditanah gersang
Jatuh dari tahta yang telah usang
Terputus dari jiwa sembahyang
Terdampar diantara batu karang
Tak dapat rasakan hangat bergelombang
Ku rasakan semua gelap remang-renmang
Hingga tak ku lihat lagi setitik terang
Jiwa kini hanya diri seorang
Tak ada lagi harapan terhidang
Hanya tinggal penyesalan yang bersarang
Terang benderang menabur binar
Bercahaya selalu tak kan pudar
Berikan insan senyum memekar
Hilangkan hitam penat belukar
Tak kan padam ataupun samar
Hingga cerita menuai derai kobar
Terlalu lama lambat air mengalir
Tiada lelah menggapai hilir
Menghalau batu berdesir-desir
Ciptakan tarian lembut pasir
Musnahkan sisa sampah berlendir
Derai gemercik air menyisir
Tenangkan jiwa yang tersingkir
Tapi, bukanlah bintang diri ini
Bukan jua aliran air suci
Terlalu lama waktuku menanti
Setiap nada kulalui tanpa pasti
Tak ada lagi daya mengabdi
Tangan tak sanggup lagi menari
Lisan pun tak mampu bernyanyi
Hanya raga hampa tanpa arti
Seperti kering daun ditanah gersang
Jatuh dari tahta yang telah usang
Terputus dari jiwa sembahyang
Terdampar diantara batu karang
Tak dapat rasakan hangat bergelombang
Ku rasakan semua gelap remang-renmang
Hingga tak ku lihat lagi setitik terang
Jiwa kini hanya diri seorang
Tak ada lagi harapan terhidang
Hanya tinggal penyesalan yang bersarang
July 2011
No comments:
Post a Comment