Tak terhitung peluh yang tlah kau cucurkan
Tak terukur tenaga yang tlah kau korbankan
Tak kau hiraukan ragamu yang haus kekuatan
Hanya untuk berikanku sebuah kehangatan
Tak terhitung kasih yang tlah kau berikan
Tak jera kau lantunkan melodi kedamaian
Berbaris-baris syair tak lelah kau ciptakan
Hanya untuk melihatku menabur senyuman
Denganku hari-harimu kau lewatkan
Setiap waktu menuntunku penuh kesabaran
Selalu dengan keikhlasan dan ketulusan
Hingga diri ini meraih kemandirian
Hingga raga ini temui ketangguhan
Kau adalah sosok berharga dalam hidupku
Ku tak berdaya tanpa kehadiranmu
Engkau adalah lentera dalam setiap gelapku
Engkau adalah mentari dalam setiap pagiku
Kau selalu ada dalam setiap langkahku
Kau teteskan air mata tuk kesedihanku
Kau jua merasakan sgala derita kalbuku
Tak kau biarkan diriku tersedu-sedu
Tak kau biarkan diriku dalam belenggu
Betapa mulianya suci hatimu
Tak pernah kau harap balasan dariku
Sungguh tak pantas semua ini ku tandu
Terlalu banyak goresan merah tlah ku ramu
Tak sedikit kata bibirku menyakitimu
Tak sedikit sikapku tlah mengecewakanmu
Tak selalu ku indahkan nasehatmu
Tak selalu ku penuhi sgala pintamu
Semua ini sungguh tak adil bagimu
Tapi kau tak pernah mengeluh ataupun layu
Kau sambut dengan lapang dada dan senyummu
Walau senja kini telah tiba
Raga kini tak lagi berdaya
Untukku peluh masih kau sangga
Kau tetap berikan berjuta permata
Kasihmu tetap utuh membara
Kata bijak tak henti kau dera
Masih selalu kau tuturkan untukku doa
Mengiringi setiap kaki ini berkelana
Ku tahu sgala taat, patuh dan bakti
Ataupun beribu ucap balas budi
Tak kan pernah mampu menyamai
Seluruh kasih yang tlah kau beri
Hanya doa yang dapat aku semai
Dalam sujudku dalam tengadah jemari
Semoga kasih-Nya selalu mengiringi
Disetiap hembus nafas dan denyut nadi
Sebesar kasihmu untuk diri ini
Tak terukur tenaga yang tlah kau korbankan
Tak kau hiraukan ragamu yang haus kekuatan
Hanya untuk berikanku sebuah kehangatan
Tak terhitung kasih yang tlah kau berikan
Tak jera kau lantunkan melodi kedamaian
Berbaris-baris syair tak lelah kau ciptakan
Hanya untuk melihatku menabur senyuman
Denganku hari-harimu kau lewatkan
Setiap waktu menuntunku penuh kesabaran
Selalu dengan keikhlasan dan ketulusan
Hingga diri ini meraih kemandirian
Hingga raga ini temui ketangguhan
Ku tak berdaya tanpa kehadiranmu
Engkau adalah lentera dalam setiap gelapku
Engkau adalah mentari dalam setiap pagiku
Kau selalu ada dalam setiap langkahku
Kau teteskan air mata tuk kesedihanku
Kau jua merasakan sgala derita kalbuku
Tak kau biarkan diriku tersedu-sedu
Tak kau biarkan diriku dalam belenggu
Tak pernah kau harap balasan dariku
Sungguh tak pantas semua ini ku tandu
Terlalu banyak goresan merah tlah ku ramu
Tak sedikit kata bibirku menyakitimu
Tak sedikit sikapku tlah mengecewakanmu
Tak selalu ku indahkan nasehatmu
Tak selalu ku penuhi sgala pintamu
Semua ini sungguh tak adil bagimu
Tapi kau tak pernah mengeluh ataupun layu
Kau sambut dengan lapang dada dan senyummu
Raga kini tak lagi berdaya
Untukku peluh masih kau sangga
Kau tetap berikan berjuta permata
Kasihmu tetap utuh membara
Kata bijak tak henti kau dera
Masih selalu kau tuturkan untukku doa
Mengiringi setiap kaki ini berkelana
Ataupun beribu ucap balas budi
Tak kan pernah mampu menyamai
Seluruh kasih yang tlah kau beri
Hanya doa yang dapat aku semai
Dalam sujudku dalam tengadah jemari
Semoga kasih-Nya selalu mengiringi
Disetiap hembus nafas dan denyut nadi
Sebesar kasihmu untuk diri ini
May 2011
No comments:
Post a Comment