Followers

Monday, January 22, 2018

Senja

Ialah senja
Pandang yang tak terencana
Menyapaku di kala duka
Sesaat senyum mengembang
Disaat percayaku pudar
Tentang kasih manusia

Hanyalah sebuah senja
Sinar jingga diantara mega
Menentramkan tiap netra
Membawaku pada khayal
Tentang negri di atas awan
Negri tanpa sebuah sandiwara

Ia hanya sebuah senja
Angin yang membelai manja
Berbisik lirih alunan nada
Menyela sesaknya dada
Menyapu perihnya dusta

Senja diujung purna
Ia memudar dalam pejaman
Sesaat yang sungguh kejam
Adakah karma mendakwa?

Senja di ujung sirna
Bawa aku serta menghilang


Tangerang, 20 Januari 2018

Wednesday, January 10, 2018

Ujung Hari

Di ujung hari ini
Di penghujung masehi
Aku masih menyendiri
Menyandarkan sendi-sendi
Di antara ribuan langkah kaki
Dalam kesibukan meniti esok pagi

Di ujung hari ini
Di penghujung masehi
Masih kurasakan benci
Akan sebuah harapan imaji
Yang pernah ia bisikan lirih
Diantara ruang yang bersaksi

Di ujung hari ini
Di penghujung masehi
Ku harap bayangannya pergi
Tiada kenangan tentangnya lagi
Biarkan hatiku mengembara kembali
Diantara jiwa-jiwa yang mengasihi

Ku ingin menemui esok hari
Berjumpa dengan awal masehi
Membuka sinar-sinar harapan
Merajut lembaran yang terkaram
Merangkai senyum yang sempat hilang
Karena aku percaya
Bahagia itu ada


Solo, 29 Desember 2017

Sunday, December 24, 2017

The Truth?

It is just a saying
But it's really hurting
When it all is lying

Something I heard today
Doesn't same to the old days
Am I the one who's dreaming?
How could they told a new story
To disguise the true memory

They've made me fool
Told me that I was wrong
That it's just my illusion
Just because I keep silent

I've tried to make a deal
But they say something untrue
The truth that make a sense
My story is just fantasy
My heart is just a silence
My feeling is nothing


Yogyakarta, 24 Dec 2017

Tuesday, November 28, 2017

Malam Panjang

Aku tertawa, tapi hati menangis
Aku tersenyum, tapi hati terkikis
Cahayaku menghilang
Diantara kerlip malam itu
Tiada angin berhembus
Tapi dingin mendekap erat

Ku pejamkan mata
Berharap malam hanyalah mimpi
Tapi linangan tetap menyapu
Laju nafas terbebani
Inikah luka batin?
Rasa sakit yang tak terjamah
Meluluhkan percaya dalam diri
Merubuhkan tegak sandaranku

Kisah pilu di bulan hujan
Setiap rintiknya menjagaku
Di malamku yang panjang ini
Berharap ia segera berlalu
Membawa jauh kata yang hilang
Bersama senyumnya yang semu itu


Yogyakarta, 28 November 2017

Thursday, September 14, 2017

Sandiwara

Kabut menghalangi pandangku
Merabunkan arah yang kutuju
Ia lenyap bersama angin
Ditengah senyapnya dingin
Hingga aku percaya
Tiada lagi jalanku disana

Aku tak memahaminya
Ia yang menawarkan kehangatan
Menghilang dalam keramaian
Ia merangkai bingkai cerita
Ia menikmati sangka khalayak
Hingga usai bait-bait senja
Ia mengaku hanya dalam dusta

Penghayatan yang sempurna
Menyayat para penikmat sejati
Semua sorot pun mengagumi
Tanpa menghiraukan dedaunan
Layu berguguran menyaksikan

Aku diantara penikmat kisahnya
Helai daun yang ia biarkan usang
Apa kabarnya di ujung sana?
Kali ini, masihkah ia berperan?
Masihkah ia dalam sandiwara?
Ataukah telah dalam penghabisan?


Yogyakarta, 14 September 2017

Tuesday, September 12, 2017

Pesan Untuk Kawan

Kita berpijak di bumi yang satu
Tapi dunia kita tak serupa
Peluh yang kita cucurkan tak sama
Kau menghendaki duniamu juara
Kau pandang sebelah mata
Duniaku yang penuh beda
Percaya kita yang tak seirama
Menciptakan celah antara kita

Kita setuju dunia adalah jiwa
Kau tak bisa paksakan, kawan
Aku melebur dalam duniamu
Karena semua asing dimataku
Kau membuatku hilang hara

Bisakah kita saling mengalah
Biarlah dunia kita bersanding
Senyum kita saling menyapa
Hilangkanlah segala rasa cemburu
Duniaku tak akan membunuhmu
Lihatlah dispersi cahaya monokrom itu
Berbeda yang indah dalam bersama


Yogyakarta, 12 September 2017

Monday, August 21, 2017

Ruang Semu

Ia tersesat dalam ruang semu
Helai rindu beralaskan sendu
Tertatih dalam bisikan ragu
Rabun, tak mengenal rasa
Ia terjebak dalam terka
Dalam labirin kisah cinta
Menggoda rintihan sang kerdil
Yang terasing dalam ruang sendiri
Yang bercengkerama dengan sunyi

Ia terusik hangat dekapan
Tersentuh rayu perhatian
Terbawa arus senyum bualan
Tapi ia terjerat oleh realita
Hiruk dan riuh tak berkawan
Harapannya tak bersinergi
Membawanya menjauh pergi
Tersudut dalam bilik caci maki

Ia mencoba merangkai tawa
Di balik reruntuhan doa
Menyapa lambaian senja
Melalui jendela khayalan
Ia tak menggenggam kuasa
Kotak itu masih dalam hampa
Hingga di ujung hari kelabu
Ia masih terhanyut dalam semu


Sragen, 18 August 2017